Seputar kerajaan Majapahit

Pintu Gerbang Kaputren Majapahit

Majapahit Prana. Pintu Gerbang Kaputren Majapahit ini, terletak di Desa Rendole Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang merupakan salah satu situs cagar alam yang berupa Pintu Gerbang yang terbuat dari kayu jati. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Majapahit Prana

Sejarah asal usul legenda pintu gerbang Majapahit

Secara singkat, sejarah asal usul legenda pintu gerbang Majapahit ada di Pati bermula dari sebuah peristiwa di mana Sunan Muria tidak mengakui putranya sendiri yang bernama Raden Bambang Kebo Nyabrang, anak dari perkawinannya dengan Dewi Sapsari, seorang putri yang berjasa menyeberangkan Sunan Muria saat hendak mengunjungi lereng gunung muria.

Sejarah pintu gerbang Majapahit berlanjut, Sunan Muria (Raden Umar Said) yang merupakan putra dari Kanjeng Sunan Kalijaga ini meminta Raden Bambang Kebo Nyabrang untuk membawakan pintu gerbang Majapahit untuknya apabila Kebo Nyabrang mau diakui sebagai anak Sunan Muria.

Kenapa Sunan Muria tidak mengakui Kebo Nyabrang sebagai anaknya? Sebab setelah menikahi Dewi Sapsari dan kemudian hamil, Sunan Muria menyebarkan agama Islam, mendirikan dan mengembangkan padepokan atau pesantren di daerah Muria. Kesibukan menjalankan syiar agama Islam itulah yang membuat Sunan Muria lama tidak mengunjungi Dewi Sapsari dan putranya hingga putranya beranjak dewasa.

Setelah dewasa, Raden Bambang Kebo Nyabrang diminta ibunya untuk menyusul ayahnya di daerah Muria. Dari sini, terlibat obrolan yang agak serius di mana Sunan Muria tidak mau mengakui Kebo Nyabrang sebagai anaknya jika tidak dibawakan pintu gerbang Majapahit.

Dari sini, misteri sejarah asal usul legenda pintu gerbang Majapahit terkuak, yakni Kebo Nyabrang berangkat ke daerah Trowulan (ibukota Majapahit pada waktu itu) dan berhasil membawa pintu gerbang Majapahit menuju arah Muria. Namun, perjalanan Kebo Nyabrang dalam membawa pintu gerbang Majapahit tidak semulus yang diperkirakan.

Di tempat terpisah, Raden Ronggo yang merupakan murid Sunan Ngerang (Sunan Muria juga merupakan murid Sunan Ngerang) ingin mempersunting putri Sunan Ngerang, yaitu Roro Pujiwat. Ada yang menulis Roro Pujiwat dan juga ada yang menyebut Roro Pujiwati. Namun, Roro Pujiwat mau dipersunting dengan syarat membawakan pintu gerbang Majapahit.

Inilah kisah prahara pintu gerbang Majapahit yang saat ini ada di Pati, yaitu perebutan pintu gerbang Majapahit antara Raden Bambang Kebo Nyabrang (putra Sunan Muria) dan Raden Ronggo (murid Sunan Ngerang). Perebutan pintu gerbang Majapahit yang disertai dengan pertempuran selama kurang lebih 35 hari ini kemudian dilerai oleh Sunan Muria sendiri karena keduanya sama-sama sakti dan tidak ada yang kalah.

Pertempuran terjadi di Desa Rendole di mana sejarah asal usul Desa Rendole diambil dari bahasa Jawa, yaitu "Sak kloron padha bandhole" di mana artinya keduanya sama-sama sakti mandraguna.

Dari peristiwa ini, Kebo Nyabrang akhirnya diakui sebagai anak Sunan Muria dan diminta untuk menjaga pintu gerbang Majapahit. Masyarakat sekitar yakin bahwa sampai saat ini pintu gerbang Majapahit di Pati ini masih bersemayam Raden Bambang Kebo Nyabrang yang tak lain adalah Sunan Muria atau cucu Kanjeng Sunan Kalijaga.

Demikian sejarah asal usul legenda pintu gerbang Majapahit di mana pintu gerbang ini merupakan pintu kerajaan paling besar dan berjaya di Nusantara ini sehingga harus dirawat karena menjadi bagian dari warisan budaya Nusantara yang tidak ternilai harganya.

Majapahit Prana

Tak salah lagi, pintu gerbang Majapahit menjadi wisata sejarah yang paling direkomendasikan di Pati. Berbicara soal pintu gerbang Majapahit, kita akan disuguhkan sebuah seni peradaban yang tinggi, sejarah Nusantara yang kisahnya perlu menjadi teladan.

Tepat di depan pintu gerbang Majapahit ada bendera merah putih yang menjadi simbol dan lambang bahwa pintu gerbang Majapahit adalah warisan budaya Nusantara yang perlu dijaga. Pintu kerajaan yang pernah menjadi pusat peradaban Nusantara mulai dari Raden Wijaya hingga Prabu Brawijaya 5. Majapahit sendiri mengalami kejatuhan setelah kerajaan Islam berdiri di Demak yang didirikan oleh Raden Pati dengan dukungan para walisongo.

Tag : tata-letak
1 Komentar untuk "Pintu Gerbang Kaputren Majapahit"

Semoga pintu gerbang Pati tersebut memang benar-benar peninggalan jaman kerajaan Majapahit .....

Silahkan berkomentar, jaga tata krama dan kesusilaan, jangan menuliskan link hidup pada kotak komentar. Maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar anda

Back To Top